iaminkuwait.com, JAKARTA – Konferensi Bisnis Agregasi Sumber Daya Energi (ERAB) dan Keamanan Sistem Fisik dan Siber (CPSS) digelar di Economic Research Institute for Asian and East Asia (ERIA), Central Senayan ll, Gedung 6, Jalan Asia Afrika, tidak. Acara ini mempertemukan para ahli dari berbagai negara untuk membahas strategi teknologi pintar untuk restrukturisasi infrastruktur energi ASEAN.
Penelitian ini menunjukkan orang-orang terkenal seperti Prof. Masaki Umejima dari Komite Sistem IEC, Akinori Kahata dari Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang, dan Kasuya Tokuda dari Nomura Research Institute (NRI) Singapura. Mereka menjelaskan pentingnya Smart Grid Architecture Model (SGAM) dan pendekatan standar energi untuk membangun jaringan listrik yang lebih efisien dan aman di masa depan.
Pertemuan diskusi tersebut melibatkan pakar dari berbagai negara ASEAN, seperti Dr. Selvakumar Manickam dari Malaysia, Profesor Chaodit Aswakul dari Thailand, Harris dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI, dan Gunawan Witjaksono selaku Rektor Cyber University.
Gunawan menjelaskan pentingnya teknologi keamanan dalam melindungi infrastruktur energi yang semakin kompleks. “Salah satu fokus utama pertemuan tersebut adalah digitalisasi dan distribusi sebagai pilar transformasi regional ASEAN yang dinamis. Sistem energi menjadi lebih efisien dan efektif dalam mendukung transisi menuju sektor energi yang terus berkembang,” ujarnya dalam keterangannya, Rabu. (23/10/2024).
Lanjutnya, meski negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand telah menetapkan tujuan ambisius untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2050, namun ketergantungan terhadap bahan bakar fosil masih menjadi tantangan besar yang harus dipenuhi.
Kajian ini juga menghasilkan konsensus dan pembahasan lebih lanjut pada pertemuan berikutnya yang direncanakan di Penang, Malaysia pada Januari 2025. Saat ini, para ahli akan fokus pada implementasi lebih lanjut ERAB dan CPSS di kawasan ASEAN.