Studi: Kebiasaan Merokok Bisa Tambah Risiko Demensia

iaminkuwait.com, JAKARTA – Merokok selama ini dikaitkan dengan faktor yang paling berdampak besar terhadap risiko terjadinya demensia di kemudian hari. Ini adalah kesimpulan yang mengkhawatirkan dari studi perintis yang mencakup 14 negara Eropa.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications ini diikuti lebih dari 32.000 orang dewasa berusia 50 hingga 104 tahun selama 15 tahun. Dengan memeriksa 16 kelompok gaya hidup yang berbeda, peneliti mampu mengisolasi dampak merokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik, dan kontak sosial terhadap penurunan kognitif.

Hasilnya sangat mengejutkan. Terlepas dari faktor gaya hidup lainnya, orang yang bukan perokok secara konsisten mengalami tingkat penurunan kognitif yang lebih lambat dibandingkan perokok. Temuan ini menunjukkan bahwa berhenti merokok – atau tidak mulai merokok sama sekali – mungkin merupakan langkah paling penting dalam menjaga kesehatan fungsi otak seiring bertambahnya usia.

Menurut Study Finds pada Minggu (7 Juli 2024), Dr. Michaela Bloomberg dari University College London mengatakan: “Temuan kami menunjukkan bahwa di antara perilaku sehat yang kami periksa, salah satu perilaku terkait kesehatan yang paling penting mungkin adalah tidak merokok. pelestarian fungsi kognitif.” ).

“Bagi orang-orang yang tidak bisa berhenti merokok, temuan kami menunjukkan bahwa melakukan perilaku sehat lainnya, seperti olahraga teratur, konsumsi alkohol dalam jumlah sedang, dan aktivitas sosial, dapat membantu mengimbangi efek kognitif berbahaya yang terkait dengan merokok,” katanya.

Temuan ini mempunyai implikasi penting bagi upaya kesehatan individu dan masyarakat. Para peneliti berpendapat bahwa berhenti merokok – atau tidak mulai merokok sama sekali – mungkin merupakan langkah paling penting yang dapat diambil seseorang untuk mempertahankan fungsi kognitif seiring bertambahnya usia.

Hal ini sangat penting mengingat periode praklinis penyakit seperti penyakit Alzheimer yang panjang, di mana perubahan otak dapat terjadi beberapa dekade sebelum gejalanya muncul. Namun, para ilmuwan memperingatkan agar tidak mengabaikan perilaku sehat lainnya. Meskipun penelitian ini tidak menemukan pengaruh aktivitas fisik dan kontak sosial yang kuat dan independen terhadap penurunan kognitif, faktor-faktor ini diketahui memiliki banyak manfaat kesehatan lainnya. Selain itu, bagi perokok dan sulit berhenti, menerapkan kebiasaan sehat lainnya dapat membantu mengurangi penurunan kognitif.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *