iaminkuwait.com, DEPOK – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI) Desa Pahawang. Kabupaten Pesawaran, Edukasi solusi berbasis alam (NbS) sebagai langkah strategis konservasi mangrove di Lampung. Hutan
Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) FMIPA UI Dr. Selasa Menurut Tito Latif Indra dari Kampus UI Depok, program pengabdian masyarakat ini tentang perubahan iklim, erosi dan aktivitas antropogenik seperti penebangan hutan bakau secara ilegal; Ia mengatakan, pihaknya bermaksud meningkatkan kualitas lingkungan, seperti pembuangan limbah dan konstruksi. Pondok untuk pariwisata.
NbS atau solusi berbasis alam bersifat sosial, yaitu tindakan yang memanfaatkan kekuatan alam untuk mengatasi tantangan lingkungan dan ekonomi. Dalam hal ini NbS untuk melindungi pantai dari erosi; Perkebunan mangrove diakui dapat meningkatkan partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam upaya pelestarian dan pelestarian keanekaragaman hayati.
Tito mengatakan penerapan NbS merupakan langkah strategis dalam mitigasi perubahan iklim dan erosi di Pulau Pahawang.
“Saat ini mangrove berperan penting dalam siklus karbon sebagai bagian dari ekosistem karbon biru, karena memiliki daya serap karbon yang tinggi dan dapat melindungi wilayah pesisir dari erosi,” ujarnya.
Oleh karena itu dengan memberikan edukasi untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya ekosistem mangrove ini, terutama untuk mencegah kerusakan kawasan mangrove serta meningkatkan kualitas dan keberlanjutan ekosistem mangrove di Pulau Pahuan.
Untuk mangrove, NbS dilakukan melalui beberapa cara, antara lain konservasi dan restorasi lahan basah pesisir. restorasi danau komunitas; membangun alat penangkap sedimen untuk membentuk jalur hijau sebagai kawasan konservasi;
Dengan melestarikan hutan bakau, warga sekitar dapat memanfaatkannya sebagai pelindung pantai dari banjir dan badai. penjaga infrastruktur dan keamanan ekonomi; habitat bagi lebih dari 25 miliar ikan remaja setiap tahunnya; Ikan kepiting Ini bermanfaat bagi 37 spesies laut komersial seperti udang dan udang.
Pada upacara tersebut, Tim Pengabdian Masyarakat UI mengunjungi lokasi penanaman mangrove bersama warga desa.
Dengan menggunakan alat pertanian sederhana seperti tiang dan tali bambu, 50 tanaman pasang surut ditanam di lapisan lumpur dan pasir saat air surut.
Sekretaris Desa Pahawang Aristama mengungkapkan rasa terima kasihnya atas program tersebut. Menurutnya, program penanaman mangrove sangat penting bagi kelestarian mangrove di desa tersebut.
“Kita membutuhkan banyak penanaman bakau untuk melindungi dari erosi. “Dengan dukungan Tim Pengabdian Masyarakat UI, kami berharap kegiatan ini dapat mendorong Pulau Pahawang menjadi model sukses pengelolaan ekosistem mangrove berkelanjutan yang akan membawa manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan masyarakat,” ujarnya.
Tim FMIPA dipimpin oleh Dr. Maung Aung dan melakukan studi lapangan mengenai program literasi masyarakat dan penanaman mangrove sebagai solusi berbasis alam. Tito Latif Indra (Pembimbing Lapangan) bersama anggota; Muhammad Attorik Falnsky dan Bintang Mahakarya Sembahen (Asisten Dosen); Santrinya banyak seperti Satrio Rifqi Wicaksono, Azzikri, Ramaditya Dhamara Mukri, Damar Daffa Aulia, Ero Alvaro, Muhammad Haikal Mudzaki, Fajar Ramadhan, dan Sthevi Fahdira.