Radar Sumut, SLEMAN – Penyakit pembuluh darah opioid akibat penggunaan narkoba jarang terjadi. Prof Dr Apt Zulies Ikawati, Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, mengatakan hal itu menanggapi laporan yang menyebutkan anemia bisa disebabkan oleh obat sakit kepala.
Kasus anemia akibat obat jarang terjadi, kata Zulli dalam keterangannya, Senin (22 April 2024). “Khususnya, obat sakit kepala hanya digunakan dalam jangka waktu singkat.”
Pengawas obat pasca-pemasaran di Indonesia belum melihat adanya laporan mengenai anemia akibat obat, kata Zulli. Apalagi, menurutnya, obat sakit kepala yang beredar di Indonesia sudah disetujui BPOM dan aman digunakan.
“Jika digunakan sesuai petunjuk, ada risiko anemia plastik pada kemasannya, yang seharusnya dimasukkan sesuai aturan BPOM, meski kasus ini sangat jarang terjadi, 1 kasus per kasus. 1 juta pengguna,” ujarnya.
Meski jarang terjadi, Zullis mengatakan ada beberapa obat yang berisiko menyebabkan anemia. Namun menurutnya, terjadinya anemia plastik akibat penggunaan obat-obatan tersebut sangat jarang terjadi, bahkan dengan penggunaan dosis besar secara perlahan, dan tidak selalu terjadi pada semua orang.
Beberapa obat penyebab anemia plastik antara lain antibiotik kloramfenikol, obat anti inflamasi nonsteroid seperti indometasin, dan fenilbutazon yang dapat menyebabkan anemia spontan. Kelompok antibiotik ini termasuk sulfasalazine dan trimethoprim-sulfamethoxazole, yang juga berhubungan dengan anemia. Selain antikonvulsan yang digunakan untuk mengobati epilepsi, karbamazepin dan fenitoin diketahui menyebabkan anemia.
Selain itu, obat tiroid seperti propylthiouracil dan methimazole digunakan untuk mengobati hipotiroidisme. Obat sitotoksik dan kemoterapi, obat antivirus, dan dalam beberapa kasus obat yang digunakan untuk mengobati HIV diketahui menyebabkan anemia.
Zulli mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir mengonsumsi obat sakit kepala meski ada efek samping dari paket anemia. Namun, jika Anda mengalami gejala sakit kepala terus-menerus dan tidak membaik dengan obat sakit kepala biasa, ia menyarankan Anda segera menemui dokter, karena ini bisa menjadi tanda kondisi lain yang lebih serius.
Selain itu, pantau secara rutin efek samping obat yang biasa digunakan, terutama jika digunakan dalam jangka panjang atau dalam dosis tinggi. “Penting untuk segera menemui dokter jika Anda mengalami gejala mencurigakan, seperti kelelahan yang tidak biasa, mudah memar, atau sering mengalami infeksi,” katanya.