Radar Sumut, JAKARTA – Plt Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Okek Kusuma Kurniawan, berpendapat cuti ayah yang ideal adalah maksimal 15 hari. Namun durasinya mungkin lebih fleksibel tergantung kebijakan pemerintah.
“Sebenarnya ketentuan (terkait cuti hamil) bagi PNS atau PNS sudah final, tapi mungkin paling lama (bagi ayah) 15 hari, bisa lebih,” kata Okic saat berdiskusi dengan Dubes Hongaria di Jakarta. Jakarta.fleksibilitas”. , Kamis (28/3/2024).
Ia mengatakan, kebijakan tersebut saat ini masih mengacu pada Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 yang mengatur bahwa cuti melahirkan diberikan kepada ibu untuk jangka waktu tiga bulan, baik di negeri maupun swasta, dan dua hari bagi ayah. Saat ini kami masih mengacu pada undang-undang: dua hari untuk laki-laki dan tiga bulan untuk perempuan, katanya.
Ia juga mengatakan, alasan cuti ayah selama dua hari sebagaimana diatur dalam undang-undang adalah karena di Indonesia biasanya keluarga memiliki pembantu rumah tangga atau pengasuh untuk membantu ibu menjalankan tugasnya setelah melahirkan, sehingga dalam hal ini ayah boleh melanjutkan. bekerja. Meski demikian, ia menegaskan BKKBN tetap mendukung kebijakan pemerintah untuk memperpanjang durasi cuti orang tua sesuai aturan agar orang tua memiliki waktu lebih banyak untuk mendidik anaknya.
Duta Besar Hongaria untuk Indonesia Lela Karsai juga menyampaikan kebijakan cuti bagi orang tua yang bekerja. “Di Hungaria, ada cuti melahirkan selama enam bulan dengan gaji penuh bagi ibu jika bekerja, dan kami berharap hal ini dapat meningkatkan bonding antara ibu dan anak sehingga semakin kuat,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan kebijakan dukungan keluarga yang sedang diupayakan pemerintah untuk diperkuat, mengingat Hongaria merupakan salah satu negara di Eropa yang mengalami penurunan populasi dalam beberapa tahun terakhir. “Salah satu tantangan yang dihadapi Eropa saat ini adalah tren penurunan angka kelahiran dan penurunan jumlah penduduk. Namun demikian, Indonesia dan Hongaria memiliki pandangan yang sama bahwa keluarga adalah fondasi utama bangsa,” ujarnya.
Duta Besar Lilla menekankan tiga bidang penting untuk pengembangan keluarga di Hongaria: hubungan yang stabil, pendapatan yang stabil, dan perumahan yang stabil. “Meskipun masyarakat di Indonesia biasanya memiliki pembantu atau pengasuh di rumah, PAUD atau Taman Kanak-kanak di Hongaria biasanya gratis, dan mereka juga memiliki sistem pendidikan yang baik yang juga aman dan nyaman bagi anak-anak, sehingga para ibu yang ingin kembali bekerja. Ia berkata: “Setelah enam bulan cuti, Anda dapat menitipkan anak Anda di PAUD atau TK tanpa rasa khawatir.”