Radar Sumut, JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengimbau direksi BUMN berhati-hati menghadapi krisis ekonomi dan politik dunia. Erick mengatakan, BUMN perlu mengetahui dampak dari gejolak politik di Timur Tengah.
“Saya kemarin sudah ingatkan bagaimana caranya memperbaiki BUMN ini, harus buka mata dengan keadaan yang ada. Kemarin saya telepon presiden-presiden untuk melihat ke depan,” kata Erick di Jakarta, Sabtu (20/4/2024).
Erick mengatakan, meningkatnya ketegangan geopolitik berpotensi mengganggu banyak rantai pasok, mulai dari energi hingga pangan. Erick tak ingin faktor eksternal tersebut mengganggu operasional BUMN yang berjalan baik, termasuk rencana kenaikan margin keuntungan tahun depan dari Rp 81 triliun menjadi Rp 85 triliun.
“Kalau saya tidak memperingatkan Anda mulai bulan April, saya khawatir kami akan dikecewakan karena kerja baik yang telah kami lakukan, tetapi tidak akan ada dividen untuk tahun depan karena kenaikan suku bunga, percayalah, itu Bukan tawar-menawar, itu pencatut. Tapi untuk modal kerja, kata Erick.
Erick menyampaikan, langkah-langkah yang tertunda tidak hanya terbatas pada masalah utang, biaya dan beban operasional, tetapi juga aktivitas korporasi. Hal ini untuk menjawab tantangan persaingan di Asia Tenggara yang semakin kompetitif.
Erick mengatakan, “Tidak ada seorang pun yang menginginkan negaranya terbelakang secara ekonomi, dan Asia diperkirakan akan tetap menjadi pusat pertumbuhan ekonomi global, meskipun pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan India sedang melambat.”