iaminkuwait.com, JAKARTA – Peneliti asal Portugal menemukan bahwa hewan peliharaan dapat menularkan bakteri resisten antibiotik kepada pemiliknya. Temuan ini dipresentasikan pada Kongres Dunia Masyarakat Mikrobiologi Klinis dan Penyakit Menular Eropa (ESCMID).
“Saat hewan peliharaan Anda sakit, isolasi di ruangan terpisah agar bakteri penyebab penyakit tidak menyebar ke seluruh rumah,” kata pemimpin peneliti Juliana Menezes dari University of Lisbon.
Menezes juga mengingatkan masyarakat untuk membersihkan rumahnya secara menyeluruh saat hewan peliharaannya sakit. Dia menyebut temuan timnya penting untuk memasukkan rumah tangga yang memiliki hewan peliharaan dalam program nasional yang memantau tingkat resistensi antibiotik.
Untuk mencapai kesimpulan tersebut, para peneliti memeriksa sampel tinja dan urin serta usapan kulit dari anjing dan kucing serta pemiliknya. Seperti dilansir The Sun, Senin (22/4/2024), mereka mencari Enterobacterales yang resisten terhadap antibiotik umum. Enterobacterales adalah keluarga besar bakteria yang mencakup E.coli dan Klebsiella pneumoniae.
Peneliti mengamati lima kucing, 38 anjing dan 78 orang dari 43 keluarga di Portugal dan 22 anjing dan 56 orang dari 22 keluarga di Inggris (UK). Seluruh manusia dinyatakan sehat, sedangkan hewan peliharaan menunjukkan infeksi kulit dan jaringan lunak serta infeksi saluran kemih.
Tiga kucing dan 21 anjing serta 28 pemilik hewan peliharaan memiliki enterobacteriaceae yang resisten terhadap sefalosporin generasi ketiga. Di lima rumah tangga, dengan satu kucing dan empat anjing, hewan peliharaan dan pemiliknya membawa bakteri yang resisten.
Analisis genetik mengungkapkan adanya infeksi bakteri dari strain yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut telah berpindah dari hewan peliharaan ke pemiliknya atau sebaliknya.
Di salah satu dari lima keluarga ini, seekor anjing dan pemiliknya memiliki jenis Klebsiella pneumoniae yang kebal antibiotik yang sama. Menezes mengatakan tidak mungkin membuktikan arah penularannya.
Namun, lanjut Menezes, hasil tes positif menunjukkan dengan kuat bahwa bakteri tersebut berpindah dari hewan peliharaan ke manusia dalam beberapa kasus. Menurutnya, mempelajari lebih lanjut tentang resistensi antibiotik pada hewan pendamping akan membantu mengembangkan intervensi yang terinformasi dan tepat sasaran untuk menjaga kesehatan hewan dan manusia.