Radar Sumut, JAKARTA – Neraca perdagangan Indonesia kembali surplus pada Maret 2024 yakni sebesar 4,47 miliar dolar AS. Oleh karena itu, Indonesia terus mempertahankan momentum surplus selama 47 bulan berturut-turut.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan surplus perdagangan Maret 2024 ditopang oleh surplus perdagangan nonmigas yang mencapai US$6,51 miliar. Hal ini mengimbangi defisit perdagangan migas yang mencapai US$2,04 miliar.
Tiga negara yang memberikan kontribusi terbesar bagi Indonesia adalah Amerika Serikat, India, dan Filipina. Sementara penyumbang defisit terbesar dipimpin oleh Thailand, Brazil, dan Australia.
Sebelumnya, BPS mengumumkan perkembangan impor pada Maret 2024 mencapai 17,96 miliar dolar AS. Impor mengalami penurunan sebesar 12,76 persen secara tahunan (year on year), dan secara bulanan mengalami penurunan sebesar 2,6 persen.
Kelompok migas mencatat adanya peningkatan nilai impor setiap tahun dan setiap bulannya. Sementara itu, kelompok nonmigas mengalami penurunan nilai impor baik secara year-on-year maupun year-on-month.
Berdasarkan penggunaannya, impor barang konsumsi pada Maret 2024 tercatat sebesar 1,85 miliar dolar AS. Angka tersebut turun 0,69 persen (mtm) namun naik 4,97 persen (y/y).
Sementara impor bahan baku/penolong mencapai US$ 13,21 miliar. Angka ini turun 0,73 persen (mtm) dan turun 12,63 persen (y/y).
Impor barang modal juga turun menjadi US$2,91 miliar. Secara bulanan, impor barang modal mengalami penurunan sebesar 11,26 persen (mtm), dan secara tahunan sebesar 21,72 persen.
Sementara BPS mengumumkan ekspor Indonesia pada Maret 2024 mencapai US$ 22,43 miliar. Angka itu meningkat 16,40 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, ekspor Indonesia justru turun sebesar 4,19 persen (year on year).
Peningkatan ekspor secara bulanan pada Maret 2024 dipimpin oleh ekspor nonmigas, khususnya logam mulia dan batu permata (HS71), kata Plt Kepala BPS Amalia Adingar Vidyasanti, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin. 22/4/2024).
Ekspor kumulatif Indonesia pada Januari hingga Maret 2024 turun 7,25 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada periode ini, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mencapai pertumbuhan 8,05 persen dengan nilai ekspor sebesar 1,18 miliar dolar AS. Sedangkan sektor pertambangan dan lainnya turun signifikan sebesar 17,31 persen menjadi US$ 11,92 miliar.
Kemudian industri manufaktur juga turun 4,92 persen menjadi 45,21 miliar dolar AS.