Radar Sumut, JAKARTA – Robot berkaki tiga bernama SpaceHopper dapat membantu mengatasi tantangan menjelajahi wilayah dengan gravitasi rendah, seperti yang ditemukan di asteroid atau bulan. Program SpaceHopper pertama kali diluncurkan dua setengah tahun lalu sebagai proyek penelitian mahasiswa di Universitas ETH Zurich di Swiss.
Laporan Space, Senin (15/4/2024), baru-baru ini, menurut pernyataan universitas, para peneliti menguji robot terbang dalam simulasi lingkungan gravitasi nol selama penerbangan parabola oleh Badan Antariksa Eropa.
Robot ini memiliki tubuh berbentuk segitiga dengan kaki artikulasi di setiap sudutnya. Masing-masing dari ketiga kaki ini memiliki sendi lutut dan pinggul.
Hal ini memungkinkan robot untuk menendang lantai, menendang untuk mendorong dirinya melintasi ruang angkasa, dan mengontrol pendaratannya di area yang ditentukan. SpaceHopper dirancang khusus untuk menjelajahi benda langit kecil seperti asteroid dan bulan, yang ruangnya sedikit atau tidak ada sama sekali.
“[Asteroid] diyakini mengandung sumber daya mineral berharga yang mungkin berguna bagi umat manusia di masa depan,” kata para peneliti dalam sebuah pernyataan. “Menemukan hal-hal ini juga dapat memberi kita wawasan tentang bagaimana alam semesta kita terbentuk.”
Namun menemukan jenis benda langit dapat menjadi sebuah tantangan. Dalam lingkungan energi mendekati nol, pada dasarnya tidak ada kontak antara roda pesawat dan permukaan yang dilaluinya; hampir tidak ada ruang untuk dilewati pesawat, kalaupun ada sama sekali. Itu sebabnya SpaceHopper malah melakukan lompatan pendek untuk mengambil dan menyamping.
Penerbangan parabola terbaru memungkinkan para ilmuwan untuk mensimulasikan kondisi skala kecil yang suatu hari nanti dapat digunakan oleh SpaceHopper. Sebuah video yang diambil selama penerbangan menunjukkan SpaceHopper melenturkan ketiga kakinya dalam gerakan terkoordinasi agar tetap terbang selama periode gravitasi nol, yang terjadi sekitar 30 kali per penerbangan, masing-masing berlangsung sekitar 20 menit.