Rupiah Masih Melemah, Analis: Kondisi Ini Buat Pelaku Pasar Bias

Radar Sumut, JAKARTA — Nilai tukar rupiah ditutup pada level Rp 16.220 terhadap dolar AS pada Rabu (17/4/2024). Rupee melemah 44 poin.

“Rupiah ditutup 44 poin, meski sebelumnya sempat melemah 70 poin ke Rp 16.220 dari penutupan sebelumnya Rp 16.176. Sedangkan pada perdagangan besok, mata uang rupiah bisa berfluktuasi namun bisa ditutup sebagian besar di kisaran 16.170 – 16.250 rupiah. ,” kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya, Rabu (17/4/2024).

Dia menjelaskan, dengan kondisi tersebut, para pedagang masih bias terhadap dolar AS setelah rilis data inflasi dan penjualan ritel AS yang mengalahkan ekspektasi. Hal ini menunjukkan bahwa inflasi tetap stabil dalam beberapa bulan terakhir.

Selain itu, peringatan dari Federal Reserve mencegah sebagian besar pedagang menurunkan suku bunga lebih awal. Demikian pula, meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah mendorong permintaan akan suaka yang aman.

Selain itu, para pedagang khawatir akan kemungkinan tindakan intervensi pemerintah Jepang, terutama karena beberapa pejabat telah memperingatkan dalam beberapa minggu terakhir bahwa mereka tidak akan mengesampingkan tindakan apa pun untuk mencegah melemahnya yen.

Dana Moneter Internasional (IMF) masih mempertahankan perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 sebesar 5 persen. Dana Moneter Internasional (IMF) tidak mengubah perkiraan perekonomian Indonesia sebesar 5 persen.

Setidaknya Dana Moneter Internasional (IMF) menyetujui prospek perekonomian negara tersebut dalam tiga laporan berturut-turut, kata Ibrahim.

Meski mempertahankan prospek perekonomian tahun ini, Dana Moneter Internasional menaikkan perkiraan perekonomian Indonesia pada tahun 2025 menjadi 5,1 persen. Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) bersama-sama memberikan angka 5 persen untuk prakiraan perekonomian Indonesia pada tahun 2023, 2024, dan 2025.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Dana Moneter Internasional (IMF) yang menyatakan bahwa negara-negara berkembang yang tergabung dalam G20, salah satunya Indonesia, mempunyai peran penting dalam aktivitas perekonomian global. Indonesia merupakan produsen energi primer transisi energi terbesar, yaitu nikel.

IMF berbeda, pemerintah berbeda. Perekonomian Indonesia pada tahun 2024 optimistis akan lebih tinggi dibandingkan perkiraan Dana Moneter Internasional sebesar 5,2 persen, dan pada tahun 2025 diperkirakan akan mencapai kisaran 5,3 persen hingga 5,6 persen. “Optimisme Pemerintah terhadap prospek tahun 2024 yang kuat dan prospek tahun 2025 yang lebih baik didukung oleh kondisi politik yang semakin stabil pasca pemilihan presiden (Pilpres) serta berbagai indikator makro yang baik dan fundamental makro yang kuat pula, sehingga menambah optimisme perekonomian akan membaik. akan terus berkembang,” kata Ibrahim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *