Radar Sumut, JAKARTA – Kata “Klepto” menjadi populer di aplikasi X pada Kamis pagi (24/4/2024). Dimulai dengan pengadaan oleh akuntan. Dimulai dengan pakaian, sepatu, dan pakaian dalam.
Wanita berhuruf A yang diduga mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung, Jawa Barat itu disebut-sebut memamerkan beberapa barang tersebut di media sosial. “Dia anak yang unik, kata Hedon Abiez di media sosial, seorang anak laki-laki yang baru saja memasuki gedung kami. Saat dia pindah, dia kehilangan banyak barang (sandal, sepatu, baju, celana dalam),” kata laporan itu.
Artikel ini menjadi topik hangat di X. Banyak yang terkejut bahkan pakaian dalam mereka pun dicuri. Ada yang menduga A mengidap ketomania. Yang lain mengira itu hanya pencurian atau perampokan.
Apa perbedaan antara klepto dan pencurian “murni”? Seperti dilansir situs Healthline, Kamis (25/4/2024), pencurian adalah mengambil sesuatu yang bukan milik Anda tanpa izin. Ketika orang mendengar kata “pencurian”, mereka sering berpikir tentang perampok atau pencuri yang mencoba menyelundupkan barang-barang berharga ke luar toko.
“Kita menganggap diri kita sebagai ‘penjahat’, atau orang yang mencuri demi keuntungan pribadi,” demikian kutipan dari artikel Healthline yang diulas oleh psikolog klinis Dillon Browne, PhD. Meskipun pencurian bisa merupakan pelanggaran ringan, hal ini juga bisa disebabkan oleh pengawasan yang buruk atau gangguan kecanduan.
Pada saat yang sama, kleptomania, atau pencurian kompulsif, adalah penyebab umum pencurian yang tidak disadari oleh banyak orang. Pencurian jenis ini lebih disebabkan oleh kegembiraan emosional daripada keinginan untuk mendapatkan keuntungan atau keuntungan materi atau finansial.
Hal ini didefinisikan dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental, Edisi ke-5. Kleptomania adalah kegagalan berulang kali untuk menahan keinginan mencuri.
Dalam sebagian besar kasus kleptomania, orang tersebut mencuri barang-barang yang tidak diperlukannya. Barang yang dicuri biasanya nilainya kecil atau tidak ada sama sekali. Mereka biasanya dapat membeli barang tersebut dengan mudah jika mereka memilih untuk membayar.
“Ini berbeda dengan kebanyakan pencurian kriminal, di mana barang dicuri karena kebutuhan atau sangat mahal atau mahal,” lanjut pesan tersebut.
Orang yang menderita kleptomania mengalami dorongan yang kuat untuk mencuri sebelum pencurian, ketakutan, ketegangan dan kegembiraan, serta perasaan gembira dan lega selama pencurian. Banyak penderita kleptomania juga merasa bersalah atau menyesal setelah melakukan pencurian, namun tidak dapat menahan keinginan tersebut.
Penderita kleptomania sering kali mencuri secara spontan dan sendirian, namun sebagian besar kejahatan pencurian dilakukan dengan sengaja dan mungkin melibatkan orang lain.
Berbeda dengan pencurian kejahatan, barang yang dicuri oleh penderita kleptomania jarang digunakan. Anda mungkin akan menyimpannya, membuangnya, atau memberikannya sebagai hadiah kepada teman dan keluarga.
Pencurian adalah alasan lainnya
Selain kleptomania, masih banyak penyebab lain yang bisa menyebabkan orang mencuri. Ada orang yang karena kesulitan ekonomi, mencuri untuk mencari nafkah. Yang lain hanya menikmati pencurian cepat atau mencuri untuk mengisi kekosongan emosional atau fisik dalam hidup mereka.
Mencuri bisa disebabkan oleh rasa iri, kurang percaya diri, atau pengaruh teman. Masalah sosial seperti perasaan tersisih atau diabaikan juga bisa memicu pencurian. Orang mungkin mencuri untuk membuktikan kemandiriannya, melawan keluarga atau teman-temannya, atau untuk menghormati orang lain atau dirinya sendiri.
Kemungkinan penyebab kleptomania
Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan kleptomania. Genetika dan biologi dapat menjelaskan beberapa penyebab utamanya, antara lain:
– Menderita gangguan mental lainnya, termasuk gangguan bipolar, gangguan kecemasan, gangguan penggunaan narkoba, atau gangguan kepribadian (hubungannya tampaknya paling kuat dengan gangguan obsesif-kompulsif).
– Masalah dengan kadar serotonin yang rendah, menyebabkan peningkatan perilaku impulsif
-Hubungannya dengan kecanduan, karena mencuri dapat memicu aliran dopamin yang menyebabkan kecanduan
– Ketidakseimbangan sistem opioid di otak, yang mengontrol motivasi
– Riwayat keluarga kleptomania atau kecanduan
-Wanita, karena dua pertiga penderita kleptomania adalah wanita
– Cedera kepala seperti gegar otak
-Trauma psikologis, terutama trauma masa kanak-kanak, dapat berkontribusi terhadap perkembangan kleptomania.
-Disfungsi keluarga juga dapat menyebabkan pencurian anak, yang bila dikombinasikan dengan gangguan mood atau kecanduan lainnya dapat menyebabkan kecenderungan kleptomania.
Mencuri dari anak-anak dan orang dewasa
1. Pada anak-anak
Anak kecil, terutama yang berusia di bawah 5 tahun, sering kali melakukan hal-hal yang membuat mereka gembira. Jika Anda melihat bayi atau anak-anak mencuri, Anda dapat mengajari mereka bahwa tindakan tersebut salah. Menurut American Academy of Child & Adolescent Psychiatry, pencurian terus-menerus pada anak yang lebih besar mungkin mengindikasikan adanya masalah emosional atau perilaku.
2. Pada orang dewasa
Orang dewasa sering kali mencuri karena alasan yang berbeda dengan anak-anak. Orang dewasa lebih banyak mencuri dibandingkan anak-anak karena kebutuhan finansial. Hal ini sering kali menjadi penyebab sebagian besar pencurian kriminal.
Kleptomania juga menyebabkan pencurian pada orang dewasa. Mencuri sesuatu yang kecil dan tidak penting adalah tanda hilangnya kendali dan penyesalan di kemudian hari.
Pengobatan kleptomania
Kleptomania sangat sulit diobati sendiri dan memerlukan perhatian medis. Terapi perilaku kognitif sering digunakan untuk mengobati kleptomania.
Kleptomania tidak bisa disembuhkan, tapi bisa diobati. Perawatan dan perhatian secara rutin sangat diperlukan untuk mencegah kleptomania terulang kembali. Jika pengobatan berjalan dengan baik dan Anda merasa ingin mencuri, buatlah janji temu dengan terapis atau komunitas pendukung sesegera mungkin.